CATATAN PERJALANAN TN. UJUNG KULON (PULAU PEUCANG) dan Itinerary + Budget


Sudah tiga bulan saya vakuum menulis. Hal ini disebabkan karena saya kini telah bekerja. Hal ini menyebabkan kurangnya inspirasi untuk menulis (baca:kurang traveling), karena jadwal kerja saya 5 minggu kerja (kadang 6 minggu), 2 minggu libur. tidak peduli hari libur nasional, hari minggu, selama hari itu ada dalam jadwal kerja saya, maka saya wajib kerja. Kini, datanglah saatnya dua minggu libur, dulu saya berpikir bahwa akan menghabiskan dua minggu itu untuk full-traveling. Namun, rindu kepada keluarga tidak bisa dilawan. Maka dari itu, saya liburan ke tempat yang relatif dekat dari tempat tinggal saya, namun tetap indah dan asri seperti TN Ujung Kulon.

Ketika saya cek di agensi-agensi travel, rata-rata biaya ke TNUK berkisar antara Rp. 650.000 - Rp 750.000. Sekilas terlihat cukup mahal dan sempat saya berpikir untuk traveling mandiri (tanpa tour travel). Setelah saya baca-baca dari internet, traveling mandiri ke TNUK harus bawa banyak pasukan agar sharecostnya lebih kecil. Bahkan bisa sampai Rp 465.000 ( https://www.hipwee.com/travel/menjamahi-eksotisme-ujung-kulon-dengan-bujet-400-ribuan-saja/ ) kalo bawa 30 orang. Tapi gimana caranya? saya kan nak ansos, gimana caranya ngumpulin 30 orang dalam waktu singkat? Akhirnya mau gamau saya ikut salah satu agensi tour di IG: @ujungkulon_adventure

Seperti opentrip pada umumnya, tiga hari sebelum ciao kita DP dulu setengah harga. Nah untuk meeting pointnya ada tiga tempat: Plaza festival, Serang, lalu Desa Sumur. Untuk lebih jelasnya ini itinerarynya:

Day 01

20.00 - 20.30   meeting point Plaza Festival
20.30 - 04.00   sampai di Sumur Dadap Langu (istirahat)

Day 02.00

05.00-08.30     Perjalanan menuju pulau peucang (Sarapan Di Kapal)
09.00               Chek In Penginapan 
 09.30 -10.30  Acara santai main pantai pulau peucang.
11.00 -12.00    Menuju Pohon kiara ( Treking)
12.30 - 13.30   Makan siang 
14.00- 16.00    Snorkeling Ciapus, Suminoh 
16.30 - 17.30   Cidaon/padang Savana & hunting sunset
18.00               menuju Penginapan di Peucang
20.00               Makan Malam
21.00               Goreng Pisang & Teh manis 
22.00               Istirahat

Day 03 
05.00-06.00     sunrise di dermaga 
07.00               Sarapan
08.00               Chek Out Menuju Tempat  Canoing Sungai Cigenter
10.00 - 12.00   Canoing Cigenter
12.00 - 12.30   Menuju Pulau Badul ( Tidak snorkleing )
12.30. -13.30   Makan siang di Pulau Badul
13.00 - 14.00   Menuju parkiran 
14.30               bersih-bersih 
15.30               menuju Jakarta
23.00               Sampai ke Jakarta 



Kami berangkat menggunakan bus full AC. Saya sempat baca kalo jalan ke arah Desa Sumur itu rusak parah. Makanya ga sembarang mobil bisa lewat. tapi jangan khawatir, sekarang sudah mulus semulus wajah mantanmu.

Sampai di Sumur, keluar dari bis, angin bertiup sangat kencang dari arah laut. Ada seorang bule dan kedua putrinya sedang ribet ngurus ini itu. Ternyata doi mau surfing. Baru tau si ada yang surfing di daerah sana, kan biasanya surfing di Nias, Mentawai, Atau Bali.


Di kapal yang berkapasitas kira-kira 40 orang kami makan sarapan pagi dengan menu telor balado+bihun+nasi. Perjalanan dimulai, setelah 1 jam perjalanan saya heran kenapa kami masih berlayar ke arah selatan dan pulau jawa masih ada di kiri kami. Ternyata rutenya tidak sesimpel yang saya pikirkan. Karena ada pemberitahuan dari tour leader bahwa kita akan sampai Peucang dua jam lagi saya kaget dan langsung membuka itinerary. Ternyata benar adanya, tiga jam perjalanan Sumur-Peucang.

ekspektasi


Realita... kenapa mereka ga pake GPS ya? hp jaman skarang padahal GPS nya lebih akurat daripada Garmin dan GPS juga gabutuh sinyal telpon/internet


Sepanjang perjalanan saya perhatikan pesisir TNUK. Bangkai pohon-pohon masih tergeletak disana-sini paska tsunami Selat Sunda tahun ini. Trivia: kalo kalian perhatikan, TNUK itu datar abis kecuali pada bagian tanjung, tidak seperti tempat lainnya pada Indonesia.

Pesisir TNUK


Pukul 9.30 kami tiba di Pulau Peucang. Nama pulau ini diambil dari nama siput bernama "mata peucang" yang ada di pantai pulau ini, dikarenakan kenampakan siput ini seperti mata peucang (Sunda: Kancil). Pulau ini punya tiga pesona yang paling memukau, 1) pantai pasir putih. Pasirnya sangat putih dan halus, seperti bedak, mengingatkan saya pada pasir yang ada di Pantai Nyiur Melambai,  Belitung Timur. 2) hutan pohon kiara. 3) Karang copong, sebuah karang buesar yang ada di utara pulau, sayangnya kami ga kesana.






Untuk akomodasi, dari default opentrip saya mendapatkan kamar tipe Barack. Artinya saya berbagi satu ruangan dengan 5-7 orang lainnya. Jika ingin upgrade bisa nambah uang sehingga mendapat kamar tipe Fauna (level 2) atau Honeymoon (level 1). Fyi listrik baru nyala ketika senja, jadi pastikan kamu sudah mencas semua amunisi sebelum berangkat. Dan juga jangan kaget jika ada beberapa babi liar dan rusa di sekitar penginapan, mereka ga akan menyerang manusia kok, sudah jinak seperti kocheng.

Barack bukan Obama



Untuk dokumentasi sendiri jangan khawatir bagi yang tidak punya hp berkamera ciamik atau SLR, agen tour ini akan siap setia mengabadikan momen-momen peserta baik dengan SLR, Go Pro (Underwater), dan drone. Sejujurnya @ujungkulon_adventure adalah opentrip dengan dokumentasi terniat yang pernah saya ikuti.

Setelah poto-poto di pantai, agenda selanjutnya adalah trekking pohon kiara. Jadi kita jalan-jalan santai ke hutan, terus poto-poto dengan latar pohon kiara, pohon yang bentuknya aneh banget. Di tengah perjalanan ada tour leader yang nyeletuk seperti ini,

Gerbang ke dunia lain(?)


Pohon Kiara


"untung ga ke karang copong ya, jalan sejam poto-poto cuma 10 menit"

Kalo saya pribadi si ga masalah jalan sejam, toh pulaunya juga datar. Karena banyak waktu lowong jadi sebenarnya sempat-sempat aja ke sana.

Setelah itu makan siang dengan ayam balado plus nasi.

Bagi yang ingin makanan lain bisa memesan di kafe peucang, tapi harganya cocok buat dompet sultan.

Lalu waktu lowong lagi, sebenarnya saya agak ngantuk karena di bus tidurnya kurang nyenyak. Tapi saya putuskan untuk menghabiskan waktu menatap laut dan menikmati angin yang sedang kencang-kencangnya. FYI untuk alat snorkeling dikenakan biaya tambahan Rp. 50.000, untuk Fin dikenakan biaya tambahan Rp. 30.000. Jadi kalo bawa alat sendiri bisa hemat Rp. 80.000 cuy.

Schedule snorkeling molor. Padahal ini yang paling saya tunggu. Salah satu peserta bertanya kepada tour leader atas keterlambatan ini. Ia menjawab bahwa angin sedang kencang khawatirnya ada arus di lautnya. Lalu saya bertanya-tanya dalam hati "emang sederas apa si arusnya?".

Akhirnya tetap berangkat walau anginnya masih kencang. spotnya dekat si, hanya 15 menit dari dermaga pulau. Lalu ketika nyebur, saya berusaha berenang ke arah barat 5 meter, tapi juga terseret ke arah selatan sejauh 5 meter. Berenang dengan arus sangatlah menyebalkan dan menguras tenaga, apalagi Tour Leader mewajibkan peserta pakai pelampung. Dengan keadaan seperti ini beberapa peserta mengurungkan niat untuk snorkeling.

Sudah mirip orang Bajo belum?


Saya kesal ketika berenang, saya lempar lagi pelampung ke kapal. Karena jika mengenakan pelampung, akan lebih mudah terseret arus, walau tetap aman. Jika tidak pakai pelampung, kita bisa menyelam sehingga arus tidak akan terlalu mempengaruhi. Lantaran arus ini saya kurang menikmati pemandangan  bawah laut. Bahkan jangkar kapal kami sampai lepas, jadi setelah poto-poto underwater saya ke kapal rombongan lain. Sialnya, rombongan lain ini tidak ingin sama sekali snorkeling di spot kedua. Sungguh saya kurang senang. Lalu kami melengos ke Savana Cidaon.



Rombongan travel

Sabana ini seperti sabana pada umumnya, ada banteng, monyet, dan merak. Oiya sabana ini terletak di TNUK, bukan Peucang, jadi masih di daratan Jawa. Saran saya hati-hati melangkah di sini, banyak bullshit, eaaa. Di pantai Cidaon peserta juga dapat menikmati sunset.



Setelah mandi dan makan malam, jangan langsung tidur guys karena di pinggir pantai banyak plankton yang bercahaya kalo malam. Ga semua pantai punya pesona semacam ini so dont waste it!!

esoknya

pukul 8.30 kami cek out dari Peucang, melaju ke destinasi lain yakni mengayuh kano di Sungai Cigenteur. Untuk mencapai spot yang searah dengan jalan pulang ini, dihabiskan waktu kira-kira 1.5 jam. Ketika sudah sampai, peserta akan dijemput dengan speedboat karena pantai Cigenteur ga ada dermaga. Untuk kano dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 50.000/jiwa



Sambil menyelam mencari drone



Ceritanya pengen kaya patung di senayan


Ternyata Sungainya memang seindah yang di poto-poto. airnya berwarna hijau tapi tetap bagus. Sepanjang tepi sungai dipenuhi oleh pohon nipah. Apalagi ketika diabadikan dengan drone, sangat memukau. Tapi bagi pilot drone harap berhati-hati, karena drone tour kami menabrak pelepah nipah lalu terbenam ke dasar sungai, untung sang pemilik kano yang gagah sigap menyelam dan mengambil drone. Ketika dikeringkan, baterai drone mulai berasap, sang pemilik drone seketika melepas baterai dan membuangnya ke tepi sungai. Ada-ada aja.

Setelah kano jangan langsung kembali ke kapal karena di samping Sungai Cigenteur terdapat sabana. Meski lebih kecil daripada Cidaon tapi dengan sudut-sudut tertentu dapat menghasilkan poto yang nyoi.

santai kaya di pantai


Oiya untuk Pulau Badul agak php sih tour nya, kalo memang lagi pasang harusnya gausa ditulis di itinerary.

total budget yang dikeluarkan untuk opentrip jika sewa fin, snorkel, dan kano = Rp. 830.000







Comments

  1. Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

CATATAN PERJALANAN GN SINDORO 3153 MDPL VIA KLEDUNG

Labuan Bajo

Catatan perjalanan: Kasepuhan Ciptagelar dan Beras Berusia Puluhan Tahun