Posts

Labuan Bajo

Image
    Setelah liburan dari bali bersama kolega kantor, terbitlah wacana roadtrip bali-flores, start dari bali sampai dengan larantuka. Sumba juga termasuk dalam alternatif, namun ada beberapa pertimbangan. 1) jadwal kapal ke sumba sangat tentatif, 2) banyak pemalakan. Alasan kedua berasal dari kicauan burung, tapi kami ga mau ambil resiko. alasan pribadi gue lebih memilih flores ketimbang sumba adalah karena sumba udah ada trip overland nya, coy.. sedangkan flores, setau gue hanya sebatas komodo dan waerebo. namun sayang-seribu sayang roadtripnya batal karena kurang orang untuk share cost. jadi abang gue beli nissan evalia lalu dimodif sedemikian rupa interiornya sehingga menyamai mobil van dengan kapasitas empat orang. dua orang duduk di depan dan dua orang bisa tidur di belakang. agar ekonomis kami perlu empat orang untuk sharecost, sehingga biaya per kepala adalah sekitaran tiga juta rupiah Denpasar - Larantuka PP. Karena yang ikut hanya bang randi dan gue, jadi biaya sharecostnya ham

DIARY BURUH LAPANGAN: GOTTING

Image
  Gotting. Nama yang sudah sering kami dengar dari tahun lalu. Bahkan sejak di daerah Sukaramai. Ada wacana bahwa blok selanjutnya yang akan disurvei bernama Gotting. Pernyataan ini juga didukung dengan pindahnya Kang Herman dari Sukaramai, katanya mau mapping di Gotting. 3 Februari gw, Fawwaz, dan Pak Ivan berangkat duluan ke Batangtoru dan menginap sementara di mesh geologist. Sementara Pop dan Jump masih terjebak di Jakarta. Mereka tuntas melaksanakan karantina di hotel, sayangnya pihak hotel lalai dan tidak memberikan surat keterangan selesai karantina untuk expat. mereka baru berangkat tanggal 5 Februari. karena adanya covid, kebijakan klien tentang hunian pun berubah. Pre covid, semua karyawan nonlokal tinggal di dalam komplek tambang. Kalau sekarang, hanya karyawan yang sudah karantina di hotel selama 14 hari saja yang boleh tinggal di komplek tambang. Sisanya seperti kami, tinggal di luar komplek (sewa rumah warga lokal), di kontrakan.   penampakan Fawwaz disandwich matras Set

DIARY BURUH HARIAN: TIGA BULAN DI TANAH ANGKOLA PT 2

Image
Blok Siuhom Pagi hari tanggal 10 resmi sudah kami mulai menggarap Blok Siuhom. Suara heli terdengar dari kejauhan yang mengangkut Pop dan Jump. Kerja dimulai, Pop kearah line utara, Jump ke line tengah, gue ke selatan, sedangkan Fawwaz mengajari Pak Ivan mengoperasikan transmitter di camp . Receiver: instrumen yang digunakan untuk menangkap sinyal listrik dalam tanah Di perjalanan gue menuju tujuan, kami diteriaki oleh seorang opung (kakek). Awalnya kami cuek saja, namun kru gue, Pak Pasaribu, mengisyaratkan untuk berhenti. Nampaknya si opung sudah naik pitam. Pak Pasaribu dan opung ngobrol dalam bahasa batak, sehingga gue ga ngerti sama-sekali. Ternyata, si opung kemarin tidak ikut penyuluhan yang diberikan Pak Eko di dusun-dusun. Beliau kira kami hendak menggali emas langsung. Bahkan si opung sempat mengancam akan mengadukan kami ke keponakannya yang pengacara taraf internasional(?). Baru hari pertama udah ada-ada aja masalahnya. Pemandangan di camp  jika cerah+ Pak Eko BTW ka