CATATAN PERJALANAN BANDUNG - PANGANDARAN (CURUG BATU BLEK, GN. GALUNGGUNG, PANTAI KARANG TAWULAN, PANTAI PANGANDARAN )

Intro

Jadi perjalanan ini dimulai karena kegelisahan gw yang belum pernah liburan semester 7. Semua orang mulai pulang satu-persatu, mulai anto, aldo, terus jore yang pengen natalan, terus jem pulang sama janet, semuanya pulang. Sisa gw sama ovi yang orang bukan asli bandung tapi masih diem di cimos. Sampai suatu ketika gw bilang sama ovi

“vi kita jalan- jalan yuk ke tasik naik motor”
“mau kemananya”
“nanti kita ke curug-curug aja, destinasi akhirnya pantai karang tawulan aja”
“ oke gw juga bosen ni, asal jangan naik gunung aja “ kata si lontong

Awalnya ada dua orang lainnya yang pengen ikut, si Rio sama Afif, Cuma si Rio mau KP (lagi), dan si afif gamau karena naik motor.

Akhirnya gw list target yang mau kita kunjungi:
11. Curug ciwatiin
22   Curug batu blek
33     Curug koja
44     Curug sawer
55     Tonjong canyon
66     Gunung galunggung
77     Curug cileutak
88     Curug dengdeng
99     Pantai cipatujah
110.   Pantai sindangkerta
111.   Pantai karangtawulan

Note : semua yang gw tulis ga urutan, random aja.
Oke jadi kita mulai aja ceritanya

21 desember 2017

Setelah gwlist tujuan yang bakal dituju, kami langsung berangkat ke warteg karena waktu itu masih jam 9.30 dan kami belum sarapan. Setelah sarapan, gw minta satu porsi lagi tapi dibungkus, sedangkan ovi pergi ke indomaret buat beli kolor (?) dan nyari handuk Cuma ga ketemu. Dengan modal dua daypack kami langsung menuju ke tanah ketidakpastian, anjay.

Jadi pukul 10.00 gw dan ovi bener-bener cabut dari ciumbuleuit bandung. Kondisi lalu lintas bandung-jatinangor agak macet jadi butuh waktu satu jam untuk melewati daerah padat tersebut. Nah singkat kata kami sampai di nagrek, di persimpangan antara tasikmalaya dan garut.Gw pilih tasimalaya dong karena kami pengen kesana. Tapi anehnya sepanjang jalan tuh tulisannya masih garut, garut, dan garut. Setelah melewati jalan nagrek yang berkelok-kelok dan mendengar suara adzan zuhur, kami berhenti di SPBU Malangbong, ternyata Tasikmalaya lebih jauh dari yang gw kira, sudah dua jam tiga puluh menit bokong ini bersatu dengan jok, tapi belum sampai di kabupaten tasik. Selanjutnya kami break dulu 20 menit.

Lanjut lagi, gw bilang ke ovi karena peran dia disini adalah navigator ( ya, dia emang b***sat gamau gentian bawa motor) gw minta dia mengarahkan kami ke curug batu blek. Ternyata jaraknya masih sekitar 1 jam perjalanan lagi. Dengan semangat kami menerjang jalan kabupaten tasik yang bisa dibilang sudah cukup baik. Saat pertigaan gw melihat ada tulisan “wisata gunung Galunggung” kami langsung belok kesana karena sejatinya curug ini berada di kaki gunung itu.Gw hanya mengikuti apa yang dikatakan ovi, sampai akhirnya kami ada di daerah antah berantah, melewati perkampungan, kandang bebek, lama-lama ngelewati sawah. Gw udah sempet mau puter balik, tapi ovi tetap meyakinkan gw kalo itu jalannya, sampe akhirnya kami menemui tulisan “batu blek 1.5 km”. gw langsung menghelus dada, semangat yang tadinya udah rontok kembali tumbuh, namun semangat itu kembali rontok ketika kami mendapati “ selamat datang di wana wisatan curug batu blek “ Cuma portalnya ditutup.

“sepertinya kita harus mulai jalan vi dari sini”
“iya paling juga deket”

                Di maps si emang keliatan tujuan kami KATANYA tinggal 80 meter lagi. Ah 80 m gw jabanin jalan jongkok. Taunya 1 km lebih ada kayanya, mana banyak pohon tumbang, dan jalannya sempit, disebelah kanan langsung jurang yang dalam. Setelah berjalan jauh, jam 2 lebih, kami menemukan curug yang indah nan elok, namun kecil. Kami gayakin ini curugnya atau bukan karena gw lupa bentukan curugnya. Jadi curugnya berupa air terjun dengan ketinggian kira-kira 7 meter dan dengan diameter kolam 5 meter dengan kolam yang berwarna toska bersih.gw langsung bergegas buka baju, langsung BYUR, tapi si ovi gaikut!.




                Setelah kembali ke tempat kami memarkir motor, gw tidak mendapati adanya nasi bungkus yang gw cantolin di motor. Gw berpositif thinking mungkin jatuh atau diambil hewan.

                Destinasi selanjutnya adalah gunung galunggung.walaupun kami sudah ada di kaki galunggung, tetapi jarak untuk masuk ke pintu utamanya masih 45 menit. Saat masuk gapura gunung galunggung, kami bertiga (plus motor), di tarik retribusi 13 ribu.selanjutnya kami melewati gerbang kedua, kami ditagih uang 10 ribu, di gerbang kedua ini terhampar camping ground yang sudah dipenuhi anak-anak pramuka yang lagi camping.  Jika kami belok ke kanan maka kami akan menemui pemandian air panas, jika kami belok ke kiri kami akan menemui wisata curug agung. Jika kami lurus, maka akan menuju kawah Galunggung. Kalian pasti sudah tau kami pilih yang mana.Jalan ke kawah gunung galunggung cukup baik, ga seperti jalan gunung pada umumnya. Kami sampai di parkiran, kami memilih yang di depan mushola. Di pelataran parkiran terdapat kios-kios penjual gorengan, mie instan, rokok dan minuman, ada juga penjual souvenir.


                Untuk mencapai kawah galunggung kami perlu menaikki tangga shaolin a.k.a yellowsstairs yang berjumlah 642 anak tangga. Jadi bagi kalian yang punya penyakit jantung atau gangguan psikologis (?) jangan naik buru-buru, cukup 10 langkah dalam dua menit.Sepanjang tangga ini membentang, terdapat dua kali perhentian dan pada keduanya terdapat saung. Sembari gw nunggu di kawah gw fotoin ovi yang sedang tertatih-tatih di tangga. Di bibir kawah kami disambut oleh warung-warung yang terbuat dari bamboo berselimutkan terpal yang sudah closeorder, jika berjalan kearah utara kalian akan menemukan mini tower yang merupakan stasiun pemantauan galunggung oleh PVMBG. Jika ingin turun ke danau bodas, maka kami harus menuruni bluestairs yang tidak (re : malas) kami lalui.


                Karena kabut dan gerimis kami kembali melalui yellow stairs.Dengan teliti kami melangkahkan kaki karena celaka akibatnya jika sombong. Singkat cerita kami sampai di mushola, disini gw dan ovi berbincang haruskah kami sunrise disini atau lanjut ke pantai. Akhirnya kami memutuskan untuk stick to the plan, karena kami ga bawa sleeping bag, sehingga akan fatal akibatnya. Sejujurnya saya belum pernah menikmati sunrise di gunung, dan saya rasa inilah saatnya.


                Karena lanjut ke rencana awal, gada salahnya keluar dari galunggung mampir dulu ke hotspring.Enaknya, pemandian ini gratis namun ada yang aneh menurut saya karena temperaturenya cukup rendah, dan tidak licin dikulit.



                Pukul 19.00 lewat Motor pink gw melaju dengan cepat di kota tasikmalaya, ternyata model-model kotanya sama seperti garut yang masih sepi. Sampai kami bertemu perbatasan antara kota dan kabupaten. Gw udah nyuruh ovi

“vi nanti pilih jalan yang lurus aja ya walau lebih jauh, biar langsung ketemu jalan pantai”
“iya ndre” sambil bilang belok ke arah kiri dan mengarahkan kami ke jalan gunung

                Kayanya ini malam dimana gw paling banyak mengumpat, mencaci, dan mencela. Karena 1) jalannya gada penerangan, 2)jalannya berbelok-belok, 3)jalannya sepi bat. Kadang kalo hoki jalannya mulus tapi tetep aja belok-belok dan gelap.Tapi alasan ke 4) pun muncul dengan seketika, ‘hujan’. Situasi hujan deras yang menghalangi gw untuk membedakan jalan yang sedikit berlubang sama jalan yang beneran berlubang. Sehingga sering kali gw masuk ke lubang yang beneran lubang. Kata-kata seperti anj**g, t*i, K****l, dan ng***ot sering dilontarkan pada malam itu sampai suatu saat kami bertemu mushola pada pukul 00.00 dan istirahat disana.Tiba-tiba bapak penjaga masjid.

“ jang, bade sare? Eta motorna pepetkeun ka wetan”
“ah iya pak”

Sebenernya gw ngerti bahasa sunda Cuma ya gw bingung arah wetan = timur kemana!?

                22 desember 2017

                Ok kami terbangun pukul tujuh dan langsung cus ke destinasi ke-tiga, pantai karang tawulan. Bagi yang ingin cimpi-cimpi dan tidak ingin berenang, alian ingin poto-poto saja, kalian sangat cocok mengunjungi pantai ini karena keeksotisan tebing-tebingnya, belum lagi disediakan banyak saung pada ujung tebing sehingga dapat menjadi spot poto yang ena’. Sebenernya tiap ketemu pantai gw selalu ingin berenang, namunkali ini tidak. Karena tepi pantai dipenuhi oleh karang jadi kalo terhempas ke pantai badan akan langsung beradu dengan batu-batu gelap itu. Ditambah lagi dengan ombaknya yang besar. Sampai ketika kami berhenti di saung terjadilah percakapan ini




“ ndre kita mau kemana lagi?”
“ gatau ni mau ke pantai cipatujah ga?”
“ gw ngikut lu aja kan lu yg bawa motor (ba***at)” kata si kampret
Terus gw nge cek maps,
“ hmm pantai cipatujah pasir coklat 30 km kira-kira, pangandaran 50 km kira-kira. Yaudah ya kita ke pangandaran aja”
“sriusan!?” si homo kaget


Bubar lah semua rencana awal.Tadinya kami ingin mengunjungi semua pantai dan curug yang ada di tasik.Cuma karena gambar pantai sindangkerta dan cipatujah yang kurang baik kami putuskan ke Pangandaran.Tiba-tiba di parkiran karang tawulan ada penjaga yang malakkin uang retribusi sebesar 10 ribu.


                Pada perjalanan ke pangandaran gw merdeka banget soalnya jalannya relative lurus ketimbang rute yang tadi malam diberikan oleh ovi maupun nagrek. Kata maps si sejam lebih bakal langsung sampe ke pantai pangandaran eh taunya lebih cepet, karena tau lebih cepet jadi kami sempetin aja dulu sarapan di parigi.

                Oke sekitar pukul 10.30 kami landing di pangandaran. Dan noraknya, gw baru tau dia ada cagar alamnya sendiri gitu. Jadi pulau jawa ke cagar alam bak ada tanah gentingnya, atau bahasa kerennya isthmus. Tanah genting adalah suatu daratan sempit yang memisahkan dua daratan besar, meskipun isthmus pangandaran ga sepanjang tanah genting kra gw tetap menganggap ini isthmus.



                Kami langsung disambut oleh tourguide yang ramah-ramah yang menawarkan untuk mengantar ke pasir putih lalu pulang dengan perahu.Namun karena sedikit lagi masuk waktu jumatan kami urungkan niat dulu.

                Kami jalan dengan tegap menghadap kearah loket cagar alam pangandaran sembari menolak dengan halus semua tawaran tour guide.Baru masuk kami udah dihadang kera kera yang minta makan. Disini dilarang memberi makan rusa dank era karena akan membuat mereka ketergantungan dengan manusia. Oke jadi banyak objek wisata yang ada di cagar alam ini.

Objek pertama kita dalah goa jepang.Entah kenapa banyak banget goa jepang. Di bandung ada di pangandaran ada. Mungkin sebenernya goa ini dibangun pada masa penjajahan jepang makanya dinamai demikian.

Objek kedua kita adalah batu kalde .Objek ini merupakan petilasan dari orang padjadjaran.Bentuknya berupa batu-batu yang disusun.Kalde berarti kijang dalam bahasa sunda makanya dinamai demikian karena ada batu berukuran kijang sedang duduk disini.Terdapat dua petak makam yang entah milik siapa.






Objek ketiga adalah goa lanang, gw sebenernya ga ngerti kenapa goa ini dinamakan goa lanang (jawa : lanang = pria). Dari luar sudah terlihat adanya stalagtit yang terjuntai pada langit-langit goa.Untuk mencapai goa ini perlu tracking dengan perubahan elevasi -+ 10 m.


Objek ketiga adalah padang rumput yang luas. Sebenarnya ada empat padang rumput menurut peta namun kami hanya menemukan satu, dan kami tidak tahu tempat ini padang rumput yang mana. Di padang rumput ini ada pagar yang tidak dihuni hewan dan ada beberapa pohon menyendiri yang instagram-able.



Objek keempat adalah pantai pasir putih.Dari namanya sudah cukup deskriptif lah ya.Disini terdapat kapal yang tergeletak entah kenapa, dan guide banget. Dan kalian akan menemukan tebing breksi pada ujung selatan pantai ini.



Objek kelima yang kami kunjungi ada goa panggung. Goa ini punya pintu lain yang langsung mengarah ke laut. Langit-langitnya dihiasi oleh stalagtit, lantainya juga terdapat beberapa stalagmite.Di goa ini terdapat makam entah siapa dan sering dipakai untuk upacara adat pesta laut.Untungnya lighting di goa ini baik jadi masih instagram-able.



Objek ke enam adalah goa … .di depan goa ini ada orang yang menyewakan senter, jadi bisa ditebak kan lighting goa ini? Untuk masuk ke goa ini kita harus jalan jongkok dulu sekitar 5 m, karena mulut goa sangat rendah dan banyak stalagtit.Ketika sampai didalam benar-benar total darkness.Gw menyalakan flash pun masih kurang terang. Ovi gamau masuk sebelum gw paksa. Bahkan di goa ini lengkap ada stalagtit, stalagmite, dan pilar (stalagtit dan stalagmite yang udah nyambung.)

Objek ketujuh adalah pantai rengganis.Pantai ini juga berpasir putih namun luasnya tidak seluas pantai barat.Lalu terdapat sungai mini yang mengalir ke pantai ini.

Objek ke delapan adalah goa Rengganis.dimulut goa kalian akan menemukan pak raden. Orang ini akan menawarkan jasa untuk menggambar wajah pengunjung. Goa ini terendam oleh air, jadi ya gabisa masuk…

Objek wisata terakhir adalah batu layar 1. Kami harus memutar lagi lewat pantai rengganis karena jalurnya memang lewat sana. jaraknya lumayan jauh yakni sejam perjalanan pp. sebenarnya ada batu layar 2, Cuma jaraknya lebih jauh lagi. Sesampai di batu layar 1 sudah pukul 17.00.kami lebih memilih untuk menikmati sunset di tepi pantai walaupun itu terdengar sangat gay karena Cuma berdua.

Perjalanan pulang gw putuskan untuk memilih jalur normal, yakni melalui pangandaran-banjarsari-banjar-ciamis-tasikmalaya-garut-bandung, dan Cuma butuh waktu enam jam kurang. Happy holidays gays!



               
                

Comments

  1. nice gan,boleh kunjungi https://inspirationofeducation06.blogspot.com/2019/05/pantai-pangandaran-bandug.html

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

CATATAN PERJALANAN GN SINDORO 3153 MDPL VIA KLEDUNG

Labuan Bajo

Catatan perjalanan: Kasepuhan Ciptagelar dan Beras Berusia Puluhan Tahun