ENJ ITB 2017 : 111 JAM DI PULAU MARABATUAN


ENJ ITB 2017: TIBA DI PULAU YANG TAK ADA DI GOOGLE MAPS!      

           Sebenarnya definisi gada di google maps itu adalah (terakhir kali penulis cek ) jika kalian search pulau marabatuan di google maps, niscaya akan not found.


  8 Agustus 2017

Paginya semua ekspeditor beranjak ke kantor camat karena ketika mengunjungi sebuah tempat, hendaknya kita minta izin dulu pada petinggi daerah, baik sebagai petinggi pemerintahan atau tetua adat.

Kantor camat ini adalah bangunan yang paling mencolok dari sisi utara pulau, warnanya kuning dan besar, terdapat lapangan sekitar 6x8m di depannya dan ada replika meriam di sisi baratnya . di dalamnya terdapat informasi yang bersifat visual seperti peta dan foto-foto camat sebelumnya, ada juga informasi statistik berupa jumlah kepala keluarga, luas masing-masing desa dsb. Konon kabar yang saya dapat dari Ekspeditor kalsel 2016, bu camat membangun kantor ini dengan uang keringatnya sendiri.


Kami menunggu beliau di rumah camat, agak lama sehingga penulis tertidur dan di abadikan oleh pandu. Saking lamanya plan berganti menjadi mengunjungi sekolah. Kebetulan penulis, rian, fayed, zalza dan isma mendapat jatah ke MI dan SD.

rumah camat

Untuk mencapai MI kami perlu berjalan 30 menit, disana kami disambut anak MI yang berlarian lalu-lalang. Mereka sangat tertarik dengan kamera yang dibawa rian dan fayed, apalagi jika dua seksi pubdok ini sedang beraksi, anak-anak menjerit minta difoto. Begitu juga dengan penulis, sembari isma dan zalza mengumpulkan info dari guru-guru, penulis malah asik selfie dan merekam video,

Sepengamatan penulis gedung MI terbuat dari semen. Lapangannya banyak batuan beku berwarna gelap, bahkan ada yang seukuran penulis. Sayangnya tidak ditemukan tong sampah sehingga sampah bekas jajanan berserakan di kebun. Plus tidak ada wc.

Selanjutnya kami ke SDN tanjung nyiur. Murid-murid sudah pulang sekolah dan sedang bermain bola di lapangan. Semenjak kami datang kami langsung di serbu. Terutama zalza, langsung di serbu oleh anak-anak, terutama cewek.

Sepengamatan penulis gedung SDN tanjung nyiur terbuat dari kayu dan bermodelkan rumah panggung terdapat ruang guru, bangunan seperti gazebo dan lapangan. Sama seperti MI, tidak terdapat tong sampah. Terdapat wc, tapi keadannya memprihatinkan. Wc nya kering sehingga berbau sangat tak sedap karena tidak ada sumber air. Terdapat sumur di di depan SD. Ironisnya ketika pale bertanya

“dek disini ada wc ga?”
“ada”
“dek airnya di mana ya” si pale balik dari wc karena gada air
“nih kak” kata si anak abis masuk kedalam sumur sedalam 2 m buat ngambilin dia air

                Selesai isoma, kami mensurvey ke daerah tanjung nyiur, tapi lewat atas. Yang penulis sadari adalah makin jauh rumah dari dermaga, makin konvensional juga jenisnya. Kami sempat nyasar ke SMA, terdapat lapangan yang luas disana. Kami juga menemukan ibu yang sedang menumbuk beras dengan alu.

                Kami sempat bertemu dengan orang sedang merajut jaring, sedikit basa-basi dilontarkan oleh isma. Namun ketika seorang seksi pubdok mengarahkan kamera si bapak langsung panik dan seolah berusaha berpindah tempat.
                “maaf dek saya ga suka difoto” protes si bapak sambil memegang pisau
Orang dari seberang rumahnya juga mengisyaratkan kami untuk poto-poto ditempat lain. Akhirnya kami enyah.

                Singkat cerita kami sampai di pelabuhan tanjung nyiur. Pelabuhan ini sangat mencolok dari sisi utara karena merupakan daratan berumput  yang paling menjorok ke laut. Luasnya lebih besar daripada lapangan sepak bola. Di ujung pelabuhan terdapat dermaga selebar 2m yang memanjang ke arah utara. Di ujung dermaga terdapat tiang pancang berkarat  bekas pembangunan pelabuhan. Konon pembangunan pelabuhan ini berlarut-larut dan penuh skandal, makannya gagal. Bahkan pada lapangan pelabuhan kami menemukan traktor yang mungkin sudah tidak fungsional.

dermaga yang  unfinished dengan latar pulau denawan


traktor yang tidak berfungsi

                Pelabuhan ini menjadi tempat yang memiliki sinyal setelah desa tanjung nyiur bagian timur dan dermaga desa tengah. Lantas penulispun langsung mengabari orangtua. Hiks

                Saat malam hari kami berkumpul, membahas data sosmap yang kami dapat.

1)      Bajak laut
Nelayan berkeluh kesah karena berkurangnya ikan tangkapan mereka. Mereka mengaku SDA sekitar telah diraup kapal-kapal besar dari jawa yang menggunakan jaring pukat, bom, dan lampu halogen. Kapal-kapal ini konon di backup oleh petinggi militer
2)      Bisnis pisang
Di Marabatuan banyak pisang dan sempat terpikir memulai bisnis.tapi mereka bingung akan distributor
3)      Pungli transport barang
Warga mengaku tidak tetapnya tarif yang diberlakukan kapal atas tarif transport barang mereka, kadang serasa di pungli
4)      Jaringan internet
Bu camat mengeluh jaringan di desa tengah tidak sebaik desa tj nyiur. Padahal desa tengah merupakan pusat kecamatan
5)      Limbah kepiting
Limbah kulit kepiting dibuang begitu saja ditepi laut. Padahal jika dimanfaatkan sebagai perhiasan atau dibikin kerajinan yang kreatif, ini bisa jadi tambang emas bagi warga.
6)      Eksploitasi pasir pantai
Konon puluhan tahun lalu masih ada pasir di pantai marabatuan, namun sudah diambil sebagai bahan dasar bangunan
7)      Sepiteng dipinggir pantai
Dari judulnya sudah jelas lah ya....



ENJ ITB 2017: PESTA LAUT MARABATUAN DAN PANTAI BIRU


9 agustus 2017

pagi menyambut, kami langsung melaksanakan tugas yakni menikmati semarak festival sambil sosmap. Karena meriahnya pesta laut ini tak ada program konrit yang kami lakukan karena semua fokus warga terfokus pada acara adat ini. Mungkin kami datang diwaktu yang kurang tepat.

Fyi. Ternyata selain kapal sabuk nusantara 57, ada kapal lain yang menyinggahi pulau ini yakni sabuk nusantara 55 dengan rute kotabaru- marabatuan. Kapal ini datang membawa supply seperti pangan dan semen.


Betapa beruntungnya kami, padahal kami anak kemarin sore namun begitu dihargai. Kami diajak oleh para nelayan untuk mengantar sampan sesajen ke tengah laut. Sampan ini memuat sesajen berupa daging kambing (seingat penulis) di tarik oleh perahu nelayan sampai tengah laut. Tak ada yang boleh mendahului sampan ini. Sampai akhirnya sampan terbalik. Barulah para perahu mendekati sampan dan mengambil air laut lalu membilaskannya pada perahu mereka. Kata bang buzzdhar ini adalah simbolisasi mengambil berkah dari laut. Selesai kami mengantar sampan, kami diantar ke dermaga tanjung nyiur.
sampan sajen

Ternyata kami telah melewatkan setengah rangkaian dari festival. Ketika kami datang kami sudah dapat nasi bungkus. Namun tidak hanya itu, kami dapat hidangan daging kambing yang disediakan oleh panitia. Saya sangat terharu karena kami dihargai. Padahal sangat banyak pejabat yang hadir, ada dari polisi, tentara, sampai kepala-kepala desa.
pesta laut

 Seusai makan kami melihat tarian adat bugis yang ditarikan oleh dua remaja putri berpakaian kuning.
tari adat bugis

Tidak hanya tarian khas. Dangdut pun juga ditampilkan. Tak tanggung-tanggun, bu camat menjadi salah satu penyanyi nya. Semua sangat terhibur. Bahkan penulis ikut berjoget dan berniat menyawer bu camat, tapi rasanya tidak sopan. Malah yongky yang akhirnya menyawer.

Festival diakhiri oleh pertunjukan pencak silat dari dua perguruan ( mungkin). Yang paling berkesan adalah jurus monyet melawan jurus bangau. Penulis kira klimaksnya akan berakhir seperti di film laga; Salah satu pihak akan dikalahkan. Namun ternyata akhirnya mereka berpelukan...

Rangkaian acara ditutup dengan pembacaan para pemenang, ada kontes mendayung, ada lomba menyanyi, badminton dan penulis lupa lomba yang lainnya.

Selesainya isoma, penulis, yongky, fayed, dan satria diajak oleh pak budi pergi mengamati pantai biru. Itu sekitar jam 3 siang.

Namun perjalanan tidak semudah itu. Anak-anak dari rumah pak hamdi mengikuti kami sehingga kami harus memutar otak agar mereka tidak ikut. Sampainya di taman baca yongky dan pak budi menghilang. Tinggal kami dan anak-anak. Satria pun mem-betray penulis dan fayed. Sampai akhirnya fayed masuk ke taman baca diikuti anak-anak, penulis lari mem-betray fayed. Sungguh hidup penuh dengan pengkhianatan.
rumah baca

Di perbatasan tanjung nyiur dan desa tengah yongky menunggu kami. Perjalanan ternyata cukup jauh. Dari rumah pak hamdi butuh waktu +- 1 jam. Kami menyinggahi dusun tanjung nyiur yang sedang mengadakan lomba voli ibu-ibu. Disana penulis dan satria berpisah dengan yongky yang asik bercengkrama dengan warga.

Kami berdua yang dipandu anak muda tanjung nyiur melewati pasir-pasir putih yang ditambang, sampai akhirnya kami sampai di pantai biru yang berlatar pulau payung-payungan. Yongky pun datang bersama bang buzzdhar.
pantai tanpa pasir

Pantai ini ternyata tidak ada pasirnya, hanya batu-batu besar yang siap menghancurkan badan kalian apabila kalian dihempas ombak. Frekuensi ombak disini tinggi. Walau rendah.
pasir putih yang ditambang

Pulangnya kami dijamu di rumah bang buzdhar, kami diberi makan gado-gado dan disuguhi dokumentasi pulau denawan, dari mulai lanskap pulaunya sampai video pembunuhan tukik ( bayi penyu ) oleh kepiting. Pokoknya banyak sekali pengalaman yang beliau bagikan. Namun agak spoiler.

Kami pulang ke rumah pak hamdi setelah isya. Di depan kantor camat kami mendapati pak hamdi dan dhany yang khawatir akan kami. Namun untung semua tidak apa-apa


ENJ ITB 2017 : KERUSUHAN ANAK SD DAN PESONA PULAU DENAWAN


10 agustus 2017

Jalan pagi sm rian+aya ke sdn tj nyiur. Tp kami dtinggal aya naik motor. Ke tj nyiur ada 30 mnt soalnya. Smp dsna kami disambut sm slh 1 guru, basabasi.

Lalu msk ke kelas. Ada 50 anak kecil duduk dpn kami. Pertama itu wawasan nusantara, Kami jelaskan Nama2 pulau di indo, kedua kami jelaskan masing2 prov di msg2 pulau. Lalu kami suruh maju beberapa. Semuanya menjawab dgn pintar namun malu2 krn di depan kelas. Yg berhasil diberikan buku tulis, disini konflik muncul.
wawasan nusantara dan kemaritiman

Lalu kami melakukan eksperimen 1) telur mengambang diatas garam. Sepertinya mereka sudah pernah melakukan ini krn tahu hasilnya seperti ini. 2) meniup balon dg cuka dan baking soda. Kami berikan buku pada peraga.
percobaan baking soda

 Selanjutnya tentang motivasi, kami meminta mereka menuliskan nama dan cita2 di secarik kertas, lalu kita tempel bersama di kertas karton merah.
seorang murid dan cita-citanya

Disini mereka mulai malakkin kita, semua murid meminta buku, bahkan yg sudah dapat. Mereka mengerubungi kami seperti laron. Penulis berinisiatif buat tebak2an, yg bisa langsung dikasih buku. Namun ide ini memancing kekeosan karena menimbulkan kesenjangan. Ada yg berkelahi ada yg nangis ada yg jerit2. Kami ber3 pusing.
tebak-tebakan 

Setelah itu kami mampir di warung beli es marimas dan pentol, disana ada guru honorer yg menjelaskan bahwa sebenernya pemuda2 dsni berbakat terutama renang, atletik dan bulutangkis. Sayang tidak dapat kucuran dana. Setelah es dan pentol habis kami pulang ke bc. Sare ( sundanese: tidur)

Penulis dbangunin krn org2 keos packing buat ke denawan, mereka Lambat. Penulis 5 menit packing lgsg ke dermaga.
menuju denawan

Naik 1 kapal 30orang lebih. Ombak cukup tinggi. Sehingga perjalanan menyenangkan. Bu lela dan bu tina smp jerit2. Kami smp di denawan.
pulau denawan

 Ada rumah panggung kecil dr kayu dpinggir pantai. Itulah pos pamali. Tanpa basabasi kami langsung berjalan ke tanjung. Swimming. Pasirnya putih, tp kasar. Beda kaya santolo. Halus. Karangnya disini juga sudah mati. Cuma kalo berenang lebih jauh akan bertemu karang2 kecil yg bayi, ikan2 warna lucu, siput laut, timun laut, patrick, kalo sial pari.
versi cewe


versi cowo

Sayangnya pos pamali gogglenya hanya 1 :(. Dan sayangnya baterai gopronya habis :(. Dan sayangnya banyak awan2 jahat jd ga sunset :(. Kami bilas di sumur yg ada Di dekat penangkaran telur penyu. Mandinya rame2, terus ute sendirian dipojokan...

 Stelah itu penulis jalan ke pos. Niatnya pengen bantuin orang bakar ikan atau menata nasi diatas daun pisang. Tapi penulis lebih tertarik motong kayu karena belum pernah. Sembari itu penulis menyadari. BINTANGNYA BANYAK BANGET. Penulis berusaha dgn slr, tp doi lowbat. Shit.
 Terus penulis baru pertamakali ngeliat banyak ikan bercahaya di tepi pantai.
percayalah, bintangnya lebih banyak, ini karena diambil dengan kamera HP.

Selanjutnya penulis makan. Jd pulau denawan ini tak berpenghuni. Gada penerangan samsek. Jd penulis makan dibantu penerangan yg terbatas. PENULIS KESELEK TULANG IKAN. Penulis ga ngerti cara menyelesaikannya. Akhirnya penulis mengikuti kata orang2. Penulis makan nasi bulat tanpa dkunyah. Udah puluhan kali penulis mau muntah. Tapi tulang itu tak juga enyah. Sampai penulis nekat merogoh rongga mulut dg tangan penulis. Penulis pegang. Ternyata dia nancep di langit2 bagian ujung rongga. Tapi sangat sulit melepasnya karena jari penulis gendut2.

Kata pak hasbi jgn di rogoh. Pijit aja bagian bawah rahang dari luar. Tp cara ini ga ampuh. Berjam2 penulis abiskan di pinggir laut. Smp org2 ngira penulis depresi. Akhirnya bisa penulis lepas, somehow.

 Penulis nongki ngikut orang dengerin penjelasan pak bhuzzdar tentang Penyu. Mulai konflik dia sama warga. Hingga konflik dia dg bu camat.

Kami melihat penyu yg sedang bertelur. Ada 2 spot, 2 penyu ini memiliki panjang>1m. Mereka sedang mengubur telur. Dengan cara melempar pasir ke belakang. Sangat sulit mengabadikan momen ini karena penyu tak suka cahaya putih. Karena itu mereka ke darat ketika malam hari. Oleh karena itu kami pakai cahaya merah.

poto penyu dengan cahaya merah ala siksa kubur

 Sementara pandu malah ngevlog. Dan hasilnya kaya episode dunia lain.. lalu penyu hijau nya kembali ke laut. Tak ada yg boleh berdiri di dpan mereka, menyenteri mereka, atau menindih mereka. Sangat lucu, bekas seretan mereka unik. Mereka bergerak lambat di darat. Namun ketika dilaut sangat cepat.

Setelah itu kami menunggu pelepasan penyu ke laut.  sembari, menunggu penulis, yongki,  aya, dan rafid jalan2 ke daerah tanjung karena lagi surut. Kata bang bhuzzdar kadang ada gurita lagi kawin. Akhirnya kami menemukan timun laut, siput laut, dan gurita, cuma jomblo, kaya yg lg baca.

betapa beruntungnya kami ber4+pandu,slam,sonny, rian. Kami menyaksikan langsung bayi2 penyu itu berusaha keluar timbunan pasir. Cuteness overload. Mereka ada 53 ekor. Sedangkan yg tercatat pada lokasi itu ada 96 butir telur. Kami membawa baskom itu ke tepi pantai lalu poto2 sebentar. Dan melepaskan mereka. Beberapa bayi sensitif trhadap cahaya dan mengikutinya.
relokasi telur penyu

Kami puas bermain penyu. Lalu penulis kembali ke sekitar pos. Orang2 ber sleepingbag sudah terhampar tidur diatas terpal beratapkan langit. Yongki, rafid, slam, aya, rian, sonny main dulu dkt api unggun. Sementara penulis langsung berusaha tidur. Terpalnya bau ikan asin, penulis gabisa tidur, gatal. Terpaksa penulis pindah ke pasir setelah ratusan kali pindah spot karena gatal dan air Pasang. Tidur berasa ngedip, penulis dibangunin dan orang2 udah bergegas naik kapal. Penulis langsung beberes jg pulang ke marabatuan.


ENJ ITB 2017 : MALAM PERPISAHAN


11 agustus 2017

Seharusnya hari ini kita ikut warga baksos. Tapi karena kemaren begadang, para ekspeditor kecapean tidur smp soljum.

Setelah soljum makan. Briefing. Jadi ada yg dibagi ke camat, ada yg dbagi ke puncak, ada yang ke taman baca, ada yg bikin jepa (makanan khas marabatuan)

. Penulis dpt yg ke taman baca, gabut kaya nganter barang doang Abis itu ke camat lg. Penulis jd budak anak2 gara2 dua hari yang lalu penulis bersedia main kuda2an, jdnya nabila dan radiyah selalu minta gendong ke penulis.
nabila yang selalu minta gendong saya

Seharusnya mereka saat ini sedang mengikuti penyuluhan oleh puskesmas. Yang mengikuti penyuluhan bukan hanya anak kecil, namun anak sman juga. Tp dipisah kloternya.


Selanjutnya ngaliwetan ke rumah bu tina. Ibu ini berprofesi sebagai guru smp, beliau berasal dari garut. Suami nya di kotabaru, jadi beliau sendirian disini. Sebelum kita  pulang esok harinya, beliau ingin melakukan pesta perpisahan, rame deh 26 orang ditambah beberapa guru dan anak smp, pak budi, bu lela dan nabila. Ada es kelapa muda, ikan bakar, mie rebus, dan nasi. Trus kelompok yg ikut FGD keluhan nelayan pulang duluan. Ternyata forumnya gajadi karena kelamaan forum di balai desa. Jadi langsung pulang semuanya dan packing.

warga lokal marabatuan sedang membakar ikan

ENJ ITB 2017 : AUFWIEDERSEHEN, MARABATUAN.


12 agustus 2017


Pagi mulai menyambut. Sesuai jadwal. Kami berencana pulang tanggal 12 ags. Semuanya packing. Ada yang sarapan, ada yang bungkus makanan untuk bekal di kapal, ada yang masih packing. Setelah semua selesai, kami pamit pada bu lela dan pak hamdi, ternyata ada pak hasbi baru kembali dari kotabaru. Pak hasbi ini adalah abang dari pak hamdi, pemilik rumah yang kami tumpangi selama 6 hari, beliau yang memberi informasi tentang marabatuan lewat satria.
makasih, bu lela

pak hasbi dan pak hamdi (kedua dan ketiga dari kiri )

bila cukup umur, sampai jumpa lagi marabatuan

Semua barang diangkut, jepa, makanan, bahkan frambosen fayed. Tiba di dermaga, suasana menjadi haru, bukan saja orang-orang, alam pun mulai feeling blue dan menurunkan gerimis. Sanus 57 membunyikan klakson tanda akan berangkat. Setelah pamit. Kami berlayar dengan kapal kecil untuk sampai di kapal sanus 57 yang berlabuh.
frambozen, alkohol 43.1 %






Comments

Popular posts from this blog

CATATAN PERJALANAN GN SINDORO 3153 MDPL VIA KLEDUNG

Labuan Bajo

Catatan perjalanan: Kasepuhan Ciptagelar dan Beras Berusia Puluhan Tahun