CATATAN PERJALANAN GUNTUR 2249 MDPL ( LONELY TRIP A.K.A EINSAM REISE)

Einsam Reise
Catatan perjalanan gunung guntur a.k.a minimeru via Citiis
1 april 2017
Perjalanan ini gw mulai jam 23.30 malam dari bandung menuju garut via nagrek sendirian, ya makanya gw kasih judul einsam reise ( lonely trip ). Kesannya emang agak nekad, tapi gimana lagi udah 4 bulan ga nanjak he he he.
2 april 2017
Gw nyampe garut sekitar jam 1.30 di suatu spbu, tapi gw bingung masuk ke gunung guntur nya lewat mana padahal dari tadi udah ngeliat gunungnya, pas ngecek waze taunya pintu desa tanjung kidul persis ada di utara spbu tsb. Langsung gas, gw melewati rumah warga dan sampai akhirnya lingkungan dimana gada rumah lagi, gunung guntur udah ada di depan gw, dan ada simpang tiga. pertanyaannya satu. Dimana pos daftar dan tempat parkirnya? Akhirnya gw ke kanan dulu karena ada satu bangunan bercahaya, taunya itu kolam renang tni... selanjutnya gw ambil kiri gara-gara ada bangunan lagi bercahaya, taunya itu rumah salah satu penambang dan jalan buntu... terakhir gw pilih lurus, tapi kanan kirinya ilalang 2 meter, dan gw gabisa liat bangunan didepan. Akhirnya gw lurus terus. Ketemu satu bangunan tapi ga berlistrik dan disampingnya ada jalan tapi diportal, sisanya buntu... akhirnya gw balik lagi ke sekitar desa dan bertanya. Ternyata ada jalan kecil di sebelah kiri jalan lurus tadi. Dan sampailah gw pada rumah pak rt.

Gw disambut hangat oleh warga yang lagi ronda, pas ditanya ngapain
“dek mau ngapain malam-malam?”
“saya mau naik gunung guntur pak?”
“oh, sebenernya sekarang dari BKSDA gunungnya lagi dinyatakan tutup, tapi kita juga dikasih taunya mendadak. Jadi ya kalo mau naik sok aja. Memang jalur pendakian Cuma satu, tapi saya ingatkan jalan dari sini ke curug citiis itu banyak banget, jadi takutnya adek kenapa2” jelas mantan pak RW
Kalimat itu juga diselingi cerita panjang lebar. Sampai akhirnya ada sekitar tujuh orang pendaki turun, salah satu dari mereka bawa dua carrier (ajigile). Usut punya usut ternyata dua dari mereka adalah volunteer, satu kang putih ( KP, yg bawa dua carrier), satu kang kuncir(KK). Mereka nganter turun rombongan tasik tersebut karena salah satu dari dari mereka ada yang mengidap asma. Untungnya volunteer ini mau naik lagi subuh, yaudah daripada nyasar gw tunggu aja mereka. Kami sempat ngobrol-ngobrol sampai suatu saat pak RT bangun. Dan semua percakapan dimulai dalam bahasa sunda without subtitle , (sepertinya harus sudah mulai belajar bahasa sunda walau nampaknya sudah agak telat). Mereka cerita segala konflik dan masalah tentang gunung guntur, baik masalah pendaki, warga dan orang balai.
Kami berangkat subuh ketika masih remang-remang, cuaca pagi tidak terlalu bagus, langit berawan tipis sehingga ga dapat golden sunrise. Jalur dipenuhi dengan bekas-bekas penambangan pasir, bahkan kami sempat melewati alat-alat tambang dari mulai beko, driller, mesin grinding dan kawan-kawannya
.
Poto ketika perjalanan turun (karena pas nanjak masih gelap)
Dari sini sebenarnya udah keliatan trek pasir gunung guntur, tapi untuk mencapai itu kita harus sampai di pos 3 terlebih dahulu, jaraknya sekitar 2 jam perjalanan. Trek didominasi oleh tanjakan kerikil, namun ketika sudah melewati curug, trek berubah menjadi tanjakan berbatu. Selama perjalanan banyak jalur percabangan. Jadi untung gw ga nekat.selama mendaki  kita dapat melihat gunung cikuray di sebelah tenggara terpancang dengan kokoh, dan juga ketika sudah sampai pos 3, kita bisa melihat landscape Garut nan indah yang mengingatkan gw pada bandung.

Di pos3 ini terdapat sumber air dari curug kecil, shelter untuk peminjaman alat outdoor, jualan souvenir stiker@3.5k IDR bordir@10k  IDR gelang@20k IDR kaos @80k IDR dan camping ground yang cukup luas,karena pos ini merupakan campground terakhir. Nge camp dipuncak dilarang, karena ada kejadian dulu tenda kesamber petir.
Gw muncak jam 8.30 dengan membawa top carrier gw dan aqua 600ml. sebelumnya gw nanya sama KP, dia bilang 1.5 jam. Kalo kata pendaki 3 jam.... sebenernya gw bingung kenapa orang-orang bilang trek ini mirip mahameru karena pasirnya hanya di jalur tertentu aja, vegetasi masih sehat dan pasirnya lebih kasar. Kalo gw lebih mikir kayak merbabu via selo tapi dikasih pasir. Semakin tinggi naik, semakin indah landscape yang terlihat, situ bagendit pun mulai terlihat. Tapi ya gitu, panasnya minta ampun karena treknya Cuma ada rumput dan pohon-pohon jomblo (jaraknya jauh-jauhan). Jadi neduhnya bener-bener jarang.singkat kata 2 jam berlalu dan gw sampai di bukit yang gw kira puncak NAMUN ada puncak lagi didepannya. Karena lelah dan dehidrasi gw memutuskan tidur dibawah pohon dibawah puncak.

Bukit php

Puncak 1
Setengah jam berlalu, gw liat jam gw udah jam 11. Gw harus ke puncak, tapi gw lewat kiri, karena ada kawah di kiri.

Kawah mati
NAMUN ternyata puncak ini hanyalah ajang php part II, ada dua puncak lagi setelah puncak ini, dan mending itu langsung nanjak, ini turun dulu dan pastinya abis turun nanjaknya makin-makin, sebenernya pengen, namun gw liat orang lain udah pada turun dan mulai kabut... trauma sama kejadian merbabu, gw memutuskan untuk turun bareng rombongan lain.

Puncak 2 dan puncak 3
Ketika sampai di pos 3 gw buru2 ngeluarin mie dan makan, karena terakhir gw makan berat itu sekitar 16 yang lalu. Setelah makan, gw mandi di curug yang dekat dengan pos 3.

Ambil persediaan air dan turun. Ingin pamit ke pak RT, tapi malah mendapati kenyataan pahit bahwa puncak guntur lebih dari 5, dan terdapat satu kawah aktif diantara mereka. setelah gw sadari, guntur bukan selo berpasir, tapi bukit penyesalan rinjani dengan pasir . Gw sedih dan langsung melengos ke situ bagendit. Namun karena sudah maghrib gw memutuskan untuk pulang.
(SARAN : mendakilah tengah tahun karena pada saat kemarau bunga merah akan kembang menutupi lereng guntur )




Itinerary
Bandung-garut                        2 jam ( tengah malam )
Rumah pak rt – pos III           2 jam
Pos III – bukit                         2 jam
Bukit – puncak 1                     15 menit

Itinerary cost
Bensin PP 2x20k 
Bayar parkir 10k





Comments

Popular posts from this blog

CATATAN PERJALANAN GN SINDORO 3153 MDPL VIA KLEDUNG

Labuan Bajo

Catatan perjalanan: Kasepuhan Ciptagelar dan Beras Berusia Puluhan Tahun