CATATAN PERJALANAN PRAU
via dieng
27 mei 2016
Malamnya
gw udah briefing sama anak –anak yang mau ikut ( farah, ucok, adnin, eca ), gw
udah briefing sikon di gunung, apa yang harus disiapkan dan dibawa. Tiba-tiba
gw ingat ada laporan yang harus gw kerjain karena tanggal 27 mei – 5 juni gw ga
mungkin bisa ngerjain ( deadline 5 june ), jadi jam 3 pagi gw kerjain terus
ketiduran. Malamnya gw udah janji sama Farah buat datengin rumahnya jam 7
katanya kita mau naik Uber. Alhasil karena begadang gw bangun jam 7.30 udah
ditinggal. Buru-buru packing seadanya sambil ke tukang ojek lalu berangkat ke
bca ciputat, abis 10k. Farah bilang naik gojek aja, tapi hp gw gabisa nginstall
gojek. Karena irit gw putuskan untuk naik angkot, alhamdulillah jalanan sepi
dan gw baru ditungguin 5 menit di Citos.
Sesampainya
di stasiun senen kami berjumpa dengan ucok yang abis ujian ( katanya si
asal-asalan ujiannya ). Kami langsung naik kereta ekonomi jurusan senen –
kutoarjo dengan tiket yang di bandero 106k per orang. Singkat kata kami sampai
di Kutoarjo sekitar jam 7 malam, kendaraan umum udah gada ( value : kalo mau
travelling usahain sampai tujuan pagi/siang biar masih ada kendaraan umum )
akhirnya kami diserbu oleh orang-orang stasiun ( tukang ojek, becak, sopir
taksi dll ) kamipun mulai mencari informasi cara ke dieng. Mereka bilang “
gada, kecuali mau carter/ taksi “ itupun harganya bisa sampai 500k. kamipun
mulai bingung dan memutuskan untuk makan lalu menginap di kutoarjo dengan
harapan bisa naik kendaraan umum esoknya ( itupun bisa memakan waktu 5 jam ) .
tiba-tiba ada pria paruh baya menghampiri kami dan menawarkan transport ke
dieng dengan dalih ia juga ke arah sana. Dia langsung berani menyebutkan harga
350k, namun kita berusaha menawar namun dia kukuh. Akhirnya kami menyanggupi
dalam durasi 2 jam kami sampai di beskem dieng. Karena sudah larut kami
putuskan untuk mendaftar ( 10k @orang ) dan mendaki esok siang.
28 mei 2016
Semuanya
pada bangun siang, kecuali ucok. Dan wacana kami batal untuk mengunjungi kawah
Sikidang, Sikunir dan Telaga warna. Untuk mengisi waktu kosong kami mulai
membeli makanan dan minuman, gw mencari bordiran tapi abis semua di sekitar
dieng. Ucok dan Adnin turun buat beli sarapan, adnin makan mie ongklok yang
rasanya aneh dan gw makan nasi goreng yang belom matang. Semua orang kecuali gw
masih sempatnya buat mandi, padahal mau mendaki gunung, mau ketemu siapa si di
atas sana ?
Hari
mulai menunjukan jam dua siang, kami mulai berdiri depan gapura pendakian
sebagai ritual dan doa yang diakhiri dengan briefing singkat. Gw sebagai
leader, ucok sebagai sweeper dan cewe – cewe berada di tengah. Lalu perjalanan
dimulai. Ya namanya juga bawa cewe, tiap 10 menit berhenti adalah hal yang
lumrah, karena ada sinyal internet kadang berhentinya jadi lama.
Setelah
sampai di pos 1 kami istirahat 5 menit lalu lanjut lagi, tidak ada yang spesial
dari jalur pendakian dieng, tidak ada bangunan berupa shelter di tiap pos,
treknya yang cukup menanjak dan banyak akar pohon ( sampai salah satu daerah
dinamakan “ akar cinta “ ). Sampai di pos 2 istirahan menjadi agak lama, kami
sempat bertemu dengan pendaki yang turun dan mereka bilang “ oh kalo dari sini
masih 1,5 jam lagi kalo jalan terus, nanti kalo udah terlihat tower ambil jalan
ke kanan maka akan banyak pohon tumbang, setelah itu nanjak dikit dan jalannnya
relatif landai”. Pendakian kami lanjutkan, setelah menemui tower dan belok
kanan kami mendapatkan pos 3. Sebelum pos ini kram sempat melanda kaki ucok.
Jalan
mulai landai, ketika menanjak sedikit kami menemui tulisan 2565 mdpl, jelas ini
adalah puncak lama Prau, di beskem dieng ada tulisan puncak baru yang bernama
puncak Seribu Bukit 2590 mdpl. Setelah puncak lama maka kita akan mendapati
trek menurun kemudian sampai di kawasan bukit teletubies, seperti sabana-sabana
yang ada di gunung Merbabu. Namun naas nya kabut sudah melanda sejak di puncak
lama sehingga jarak pandang hanya menjadi 20 m, kami mulai kebingungan untuk
memilih tempat camp. Namun mayoritas rombongan kami memilih untuk mengikuti
rombongan lain. Setelah berjalan cukup lama kami sampai di camp sunrise dalam
keadaan langit sudah gelap dan angin badai ( estimasi perjalanan 4 jam ). Kami
mulai mencari spot untuk mendirikan tenda tapi sudah habis, sisa tanah yang
agak miring dan ternyata tenda yang ucok bawa juga gak muat untuk 5 orang dan parahnya, tendanya
gada pasaknya,akhirnya pakai pasak tenda gw. Alhasil kami sempit – sempitan
dulu sambil masak. untungnya gw bawa tenda buat dua orang, tenda didirikan
tanpa pasak dalam keadaan badai, setelah tenda jadi gw dan ucok langsung masuk
kedalam dan mencoba tidur, angin bertiup kencang sampai – sampai suaranya
terdengar seperti ombak.
29 mei 2016
Bangun – bangun tenda gw udah nyentuh muka,
dan benar adanya, tenda gw patah ( gagal deh rencana nge camp di semarang ).
Namun semua terbayar dengan panorama yang indah dan sunrise yang sangat mantap.
Setelah
puas foto-foto kami mulai packing dan kembali ke beskem dieng untuk mengejar
kereta ( ya, ucok mau ujian tanggal 30 pagi ) kami sampai di beskem dalam waktu
2 jam 30 menit. Namun ketika di beskem naasnya nasib gw mendapati hp gw gabisa
dicas, gw langsung jalan ke counter hp dekat terminal dieng buat betulin hp (
sementara casan ucok gw bawa ), keluar 25k. sesampainya di beskem gw hanya
mendapati eca yang marah-marah karena gw lama, yang lainnya udah pulang ngejar
kereta. Gw pun sendiri di beskem mencoba berfikir apakah perjalanan ini gw
lanjutkan/tidak ?
barang/jasa
|
biaya
|
kereta senen - kutoarjo
|
106
|
travel kutoarjo - dieng
|
70
|
tiket masuk g.prau
|
10
|
bus kecil dieng - wonosobo
|
20
|
bus wonosobo-lebak bulus
|
100
|
total
|
306
|
Comments
Post a Comment